1. Aremania vs Bonek Mania
Entah kapan konflik dan rivalitas antar
suporter yang nota bandnya adalah kota yang saling berdekatan ini mulai
muncul, sebelum admin lahirpun rivalitas antar dua kubu suporter ini
memang sudah terjadi hingga menyebabkan korban jiwa bagi keduanya. Dari
beberapa artikel yang admin baca, rivalitas dan konflik yang terjadi
antara Aremania vs Bonek Mania adalah “gengsi daerah”, masing-masing
menganggap kotanya lebih kuat dan lebih hebat.
Berbicara masalah persaingan dan rivalitas dua elemen suporter di Jawa Timur ini, maka kita tidak dapat mengesampingkan
sejarah dan kultur sosial masyarakat masing-masing kota. Malang yang
secara demografis adalah sebuah kota yang ada di pinggiran gunung,
dimana pembangunan-pembangunan yang dilakukan sejak pemerintahan
kolonial Hindia Belanda hingga zaman Orde Baru membawa kemajuan yang
sangat pesat bagi kota ini. Kemajuan yang membuat masyarakatnya merasa
mampu untuk menyaingi kota metropolitin sekelas Surabaya. Surabaya yang
selalu dianggap ‘number one’ dalam berbagai kondisi membuat masyarakat
Malang tidak terima dan menganggap arek Suroboyo adalah saingan utama
mereka. Dalam tataran propinsi misalnya, dimana Malang merupakan kota
kedua setelah Surabaya. Hal ini memicu kecemburuan sosial yang sangat
tinggi oleh arek Malang terhadap arek Suroboyo .
Kondisi ‘tidak mau kalah’ ini membuat suhu konflik Malang-Surabaya
begitu panas. Begitu juga dengan sepakbola, dimana suporter asal Malang
selalu berusaha menyaingi suporter asal Surabaya.Jika Bonek Mania
dikenal dengan sebutan Bondho duwit, sedangkan Aremania Bondho duit.
Adapula jika Bonek Mania menebarkan virus permusuhan, sedangkan Aremania
menyebarkan antivirusnya yakni aroma perdamaian.
Rivalitas keduanya tidak hanya hadir lewat kerusuhan dan peperangan, tetapi juga dengan nyanyian-nyanyian
saat mendukung tim kesayangannya. Bonekmania, di kala pertandingan
Persebaya melawan tim manapun, pasti akan menyanyikan lagu-lagu yang
menghina Arema dan Aremania. Begitu pula Aremania, di kala pertandingan
kandangnya juga sering menghujat Bonek.Hingga saat ini pun, kata ‘DAMAI’
belum bisa tercapai antar kedua eleme kelompok suporter ini, Mungkin
benar kata orang, Aremania dan Bonekmania adalah musuh abadi.
2. Viking dan The Jackmania
Admin sendiri tidak mengetahui dengan jelas, kapan awal perseturuan
antar kedua kelompok suporter besar di Indonesia ini saling berkonflik.
Menurut artikel yang admin baca, rivalitas keduanya dimulai pada tahun
2000 yang bertepatan dengan berlansungnya Liga Indonesia VI. Saat itu
pertandingan antara Persib Bandung vs Persija Jakarta, The Jackmania
yang akan mendukung tim pujaannya bertanding di stadion Siliwangi,
Bandung menerima perlakuan tidak enak dari oknum bobotoh karena alasan,
bobotoh mereka juga diperlakukan dengan tidak simpatik di Jakarta ketika
menyaksikan pertandingan Persijatim vs Persib di Lebak Bulus, The
Jackmania pun akhirnya tidak bisa masuk ke dalam stadion Siliwangi,
Bandung.
Ketika rombongan hendak pulang, tiba2 The Jakmania diserang
lagi oleh bobotoh yang masih nunggu di luar stadion. Kondisi ini jelas
tidak bisa diterima oleh The Jakmania. Sudah ga bisa masuk masih juga
diserang. Akhirnya The Jakmania balas perlakuan mereka (Oknum Bobotoh).
Jumlah bobotoh di luar stadion masih ratusan sehingga terjadilah
bentrokan yang mengakibatkan pecahnya kaca2 mobil akibat terkena
lemparan dari kedua kubu. Ketika polisi datang, keributan mereda dan the
Jakmania mulai beranjak pulang. Sempat pula terjadi bentrok beberapa
kali ketika rombongan berpapasan dengan bobotoh yang pulang karena tidak
kebagian tiket.
Sejak saat itulah api dendam dan permusuhan
terus berkobar di kedua belah pihak. Puncaknya di acara Kuis Siapa
Berani di Indosiar. Acara ini diprakarsai oleh Sigit Nugroho wartawan
Bola yang terpilih menjadi Ketua Asosiasi Suporter Seluruh Indonesia.
Kebodohan the jak terekspos keseluruh negeri ketika mereka tak berdaya
menghadapi Viking dalam kuis Siapa Berani. Kuis yang menguji wawasan dan
kemampuan berpikir. Itu merupakan edisi khusus kuis Siapa Berani, edisi
supporter sepak bola. Menghadirkan Viking, the jak, Pasoepati (Solo),
Aremania, dan ASI (Asosiasi Suporter Indonesia). Pemenangnya, Viking.
Perwakilan Viking berhasil melewati babak bonus dan berhak atas uang
tunai 10 juta rupiah. Seperti biasanya, rasa iri dari the jak muncul.
Malu dikalahkan di kotanya sendiri, ketua the jak saat itu, Ferry Indra
Syarif memukul Ali, seorang Viker yang menjadi pemenang kuis. Sungguh
perbuatan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang ketua. Ketuanya saja
begitu, apalagi anak buahnya?
Kejadian itu terjadi di kantin Indosiar, ketika dilangsungkannya
acara pemberian hadiah. Kontan keributan sempat terjadi, namun berhasil
diatasi. Kesirikan the jak tak sampai disitu. Mereka menghadang
rombongan Viking dalam perjalanan pulang menuju Bandung, tepatnya di
pintu tol Tomang. Anak-anak Bandung yang berjumlah 60 orang pulang
dengan menggunakan dua mobil Mitsubishi Colt milik Indosiar dan satu
mobil Dalmas milik kepolisian. Ketiga mobil ini dihadang sebuah Carry
abu-abu. Dua lolos, namun nahas bagi salah satu Mitsubishi Colt yang
ditumpangi para anggota Viking. Mobil itu terperangkap gerombolan the
jak. Kontan, mobil dirusak, Viking disiksa, dan uang para pendukung
pangeran biru itu pun dijarah. Termasuk handphone dan dompet mereka.
Tercatat sembilan anggota Viking mengalami luka-luka. Tiga diantaranya
terluka parah. Namun sayang, pihak kepolisian lamban dalam menyelesaikan
kasus ini. Termasuk dalam menangkap the jak yang merampok dan
menganiaya anggota Viking Persib Club.
Hingga saat ini perseteruan
kedua kelompok supporter itu masih terus berlanjut. Viking, yang
memiliki anggota terbanyak di Indonesia, memiliki kreatifitas tinggi,
terbukti dengan julukan “Bandung kota mode, musik, dan seniman” (bahkan
the jak pun belanja ke Bandung), dengan the jak yang memiliki title kota
ibukota. Entah kapan ini berakhir…
Menarik sekali membahas
pertemuan Persib dan Persija karena dua klub ini merupakan dua klub
legendaris dan memiliki sejarah besar sejak zaman Perserikatan dulu.
Aroma klasik dan dendam selalu mewarnai pertandingan ini. Mungkin tensi
pertandingan ini setara dengan Inter vs Juventus di Serie-A atau
Barcelona vs Real Madrid di La Liga.
3. Benteng Viola vs Benteng Mania
Mungkin dari beberapa rivalitas suporter yang ada di persepakbolaan
Indonesia, konflik dan rivalitas antara Benteng Viola vs Benteng Mania
adalah paling miris, mengapa admin sebut demikian karena kedua elemen
suporter ini sama-sama berasal dari Tanggerang bedanya hanya pada klub
yang mereka dukung. Jika Benteng Viola mendukung Persita Tanggerang,
sedangkan Benteng Mania mendukung Persikota Tangerang. Disetiap
pertangdingan baik Persikota atau Persita, Benteng mania dan Viola
Extrim selalu terlibat tawuran disekitar stadion, sehingga membuat arus
kendaraan menjadi tersendat dan mengganggu warga sekitar stadion.
4. Persik Mania vs Aremania
Sepakbola di Jawa Timur memang panas, apalagi jika ada pertandingan big
match derby jatim pastilah di tunggu-tunggu tuh pertandingan, selain
adu gengsi antar klub Jawa Timur, juga pembuktian siapa klub terkuat di
Jawa Timur. Selain itu juga rivalitas suporter, dan sekarang saatnya
mendalami rivalitas antara kedua elemen suporter yakni Persikmania vs
Aremania. Dari informasi yang admin baca, asal mula permusuhan antara
Aremania vs Persikmania terjadi setelah manager tim Arema saat itu, Iwan
Budianto melakukan penggembosan habis-habisaan di tim Arema. Saat itu
Arema yang bermain di divisi utama yang berjalan kurang dari sebulan,
Iwan Budianto melakukan migrasi ke persik dengan membawa beberapa
pilar penting AREMA ke Persik Kediri yang saat itu berlaga di Divisi I
dan bisa membuat Persik Juara Divisi I dan otomatis promosi ke Divisi
Utama. Konflik berawal dari pertandingan antara Persik Kediri vs Arema,
aremania datang dengan jumlah yang buanyak melebihi batas yang
ditentukan panpel, lalu banyak yang masuk stadion Tidak membayar,
Stadion Brawijaya banjir suporter baik dari malang maupun tuan rumah
kediri. Singkat cerita PERSIK unggul 1-0 Arema. Hal ini membuat ribuan
AREMANIA yang menempati tribun selatan gak terima trus melempari pemain,
ternyata lama kelamaan gak hanya pemain yang dilempar tapi kerusuhan
menjalar jadi bentok antar suporter AREMANIA VS PERSIK MANIA, hingga
banyak jatuh korban dan diteruskan di luar stadion dan sepanjang jalur
Kediri – Malang. Sejak kejadian itulah hubungan AREMANIA dan PERSIK
MANIA sedikit memanas, tapi itu durung puncak dari pertikaian kedua kubu
tersebut. Tepat pada tanggal 17 Januari 2008 di stadion BRAWIJAYA di
gelar babak penyelisihan 8 besar. Saat itu AREMA Vs PERSIWA bermain di
Stadion BRAWIJAYA, sebelum AREMA bermain AREMANIA sudah memenuhi
TRIBUN timur stadion Brawijaya.
Singkat cerita AREMA
kebobolan peng pindi terus pas AREMA iso ngegolne, la kok Goll tersebut
dianulir wasit… ngegolne maneh di anulir maneh… wes AREMANIA gak sabar…
akhire kesruh luar biasa STADION BRAWIJAYA di bakar oleh AREMANIA
Beberapa jam setelah dibakarnya stadion brawijaya oleh aremania, ribuan
persik mania yang tidak terima karena Stadion BRAWIJAYA yang merupakan
markas tim Persik Kediri di bakar oleh Aremania, sepanjang perjalanan
pulang ke malang AREMANIA terus Mendapat teror dari warga kediri yang
jelas banyak benget kerusakan motor mobil,genting,kaca, cendela,
dll. Itulah cerita asal muasal AREMANIA (suporter terbaik) mengapa
sangat di benci oleh PERSIK MANIA. Kebencian itu kian subur ketika
pertandingan ISL 20 januari 2009 PERSIK harus menjamu AREMA di luar
kandang sebab Panpel dan keamanan tidak mau mengambil resiko memasukkan
AREMA ke kota kediri. Mereka mengharamkanAREMA dan AREMANIA masuk
kediri, sehingga besok tanggal 20 januari 2009 jatah kandang persik
berkurang gara2 ulah brutal AREMANIA pada masa lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar